sumber: gramedia.com https://www.gramedia.com/products/the-catalyst-cara-mengubah-pikiran-siapa-pun |
Dalam "The Catalyst" karya Jonah Berger, kita diajak untuk memahami sebuah konsep penting dalam merubah pikiran orang lain: jarak. Berger menegaskan bahwa untuk berhasil memengaruhi orang lain, kita perlu mengurangi jarak antara posisi mereka dan ide atau tujuan yang ingin kita sampaikan. Bagaimana caranya kita bisa melakukannya dengan efektif?
Penghalang Besar
Di dunia yang penuh dengan ide dan pandangan yang berbeda, seringkali kita menemui tantangan besar dalam merubah pikiran orang lain. Namun, sebelum kita merencanakan strategi untuk mengubah sudut pandang, ada baiknya kita melongok dulu tentang dua konsep penting yang bisa jadi penghalang besar: "keyakinan sebesar lapangan rugby" dan "bias konfirmasi".
Keyakinan Sebesar Lapangan Rugby
Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita singgung dua konsep penting: keyakinan sebesar lapangan rugby dan bias konfirmasi. Keyakinan sebesar lapangan rugby adalah analogi untuk menggambarkan keyakinan yang sangat kuat dan kokoh. Sebagaimana lapangan rugby yang luas dan kukuh, keyakinan semacam ini sulit digoyahkan atau diubah, bahkan ketika dihadapkan pada bukti atau argumen yang berlawanan.
Bias Konfirmasi
Selanjutnya, ada bias konfirmasi, yang merupakan kecenderungan kita untuk mencari, menginterpretasi, dan mengingat informasi yang memperkuat keyakinan atau pandangan yang sudah kita miliki. Bias ini dapat menghambat proses pemikiran kritis, membuat kita terjebak dalam lingkaran keyakinan yang sudah ada tanpa memberikan kesempatan pada perspektif baru atau informasi yang berbeda.
Kedua konsep ini menjadi landasan penting dalam memahami tantangan yang dihadapi ketika mencoba memengaruhi pikiran orang lain. Sekarang, mari kita jelajahi lebih lanjut tentang bagaimana kita dapat meredakan keyakinan yang teguh dan mengatasi bias yang menghambat.
Menemukan Titik Tengah yang Dapat Digerakkan
Salah satu pendekatan efektif dalam meredakan jarak antara pandangan kita dan orang lain adalah dengan mencari titik tengah yang dapat digerakkan. Ini berarti menemukan persamaan atau kesamaan antara pandangan kita dan orang lain, yang menjadi fondasi untuk membangun hubungan dan memengaruhi pikiran mereka.
Misalnya, jika kita ingin mengajak teman kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan, kita dapat mencari titik kesamaan antara kepentingan kita dan teman kita, misalnya, kesehatan. Kita dapat menjelaskan bagaimana menjaga lingkungan akan berdampak positif pada kesehatan kita sendiri dan generasi mendatang. Dengan memberikan contoh yang detail tentang dampak lingkungan terhadap kesehatan, seperti polusi udara yang dapat menyebabkan masalah pernapasan, kita bisa menciptakan titik kesamaan yang dapat digerakkan.
Contoh yang lain, misalnya, jika kita ingin mengubah keyakinan teman kita yang skeptis terhadap manfaat penggunaan energi terbarukan, kita harus menemukan apakah mereka terbuka untuk mendengarkan atau lebih cenderung menolak. Jika mereka terbuka untuk mendengarkan, kita bisa membahas perkembangan teknologi energi terbarukan yang semakin maju, sehingga biaya produksi turun dan efisiensi meningkat. Dengan membangun kesadaran tentang manfaat energi terbarukan dan menemukan titik kesamaan yang dapat digerakkan, seperti keinginan bersama untuk lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan, kita dapat membantu mereka membuka pikiran mereka terhadap ide baru dan mengurangi jarak antara keyakinan mereka dan pandangan kita.
Kesimpulan
Melalui pemahaman konsep "jarak" ini, kita dapat menjadi katalisator yang efektif dalam merubah pikiran dan perilaku orang lain, menuju arah yang lebih positif dan berkelanjutan. Dengan bersikap terbuka, empatik, dan bijaksana, kita dapat menjembatani kesenjangan pikiran dan membawa perubahan yang bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.