Ketika suatu kebiasaan sudah terprogram dalam diri seseorang, dorongan
untuk melakukannya muncul setiap kali lingkungan yang sesuai untuk petunjuknya
muncul kembali. Hal ini menjadi alasan mengapa teknik-teknik perubahan perilaku
bisa menjadi senjata makan tuan. Misalnya, mempermalukan orang yang mengalami
obesitas dengan presentasi cara menurunkan berat badan bisa membuat mereka
merasa stres, dan akhirnya kembali ke strategi perlawanan yang mereka sukai:
makan berlebihan. Demikian pula, memperlihatkan gambar paru yang terbakar
kepada perokok justru meningkatkan kecemasan, mendorong banyak orang untuk
kembali mengambil rokok dan menyulutnya. Jika tidak berhati-hati dengan
petunjuk, seseorang bisa merangsang perilaku yang justru ingin dihentikan.
Pengaruh Lingkungan dalam Mempertahankan Kebiasaan Buruk
Kebiasaan Buruk Bersifat Autokatalis
Kebiasaan buruk
memiliki sifat autokatalis, di mana prosesnya mengumpan dirinya sendiri dan
memperkuat perasaan yang sebenarnya ingin dihilangkan. Misalnya, ketika
seseorang merasa galau, mereka cenderung makan makanan yang tidak sehat.
Akibatnya, hal tersebut membuat mereka merasa lebih sedih, sehingga terjadi
siklus yang terus berulang. Kebiasaan buruk bekerja seperti kereta yang
menuruni spiral, di mana peneliti menyebut fenomena ini sebagai "keinginan
yang dipicu oleh petunjuk": pemicu eksternal memicu dorongan kuat untuk
mengulangi kebiasaan buruk.
Kesulitan dalam Menghilangkan Kebiasaan Buruk
Meskipun
seseorang bisa menghentikan kebiasaan buruk, sulit untuk melupakannya
sepenuhnya. Ketika suatu kebiasaan sudah terpahat dalam otak seseorang,
kebiasaan itu hampir mustahil dihilangkan sepenuhnya, bahkan jika tidak
dipraktikkan dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, menghindari godaan
saja tidak akan menjadi strategi yang efektif dalam jangka panjang.
Strategi Praktis untuk Mengatasi Kebiasaan Buruk
Salah satu cara
paling praktis untuk mengatasi kebiasaan buruk adalah dengan mengurangi
kehadiran di lingkungan yang memicu kebiasaan tersebut. Beberapa contoh
praktisnya adalah:
- Jika Anda sering merasa tidak dapat menyelesaikan apapun, tinggalkan ponsel di ruangan lain selama beberapa jam.
- Jika Anda terus menerus merasa tidak cukup sukses, berhenti mengikuti akun-akun media sosial yang memicu kecemburuan dan rasa iri.
- Jika Anda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menonton televisi, pindahkan pesawat televisi dari kamar tidur.
- Jika Anda menghabiskan terlalu banyak uang untuk alat-alat elektronik, berhentilah membaca ulasan tentang produk teknologi terbaru.
- Jika Anda terlalu banyak bermain video game, copot kabel konsol dan simpan di lemari setelah dipakai.
Kesimpulan
Untuk mengatasi kebiasaan buruk, penting untuk menjauhkan diri dari lingkungan yang memicu keinginan untuk melakukan kebiasaan tersebut. Dengan menyembunyikan kebiasaan buruk dari petunjuk yang memicunya, seseorang dapat meminimalisir dorongan untuk kembali pada kebiasaan yang tidak diinginkan.